Mobil Bahan Bakar LPG Alternatif yang Terlupakan
DUA puluh tahun lalu penggunaan bahan bakar LPG (Liquid Petroleum Gas) untuk alat transportasi pernah dipublikasikan di
ADALAH Tjondro Srihutomo Kusumo, salah seorang warga Kota Bandung yang membawa teknologi ini dari
Sejak tahun 1984, jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB) ini bahkan sudah memasang peralatan konveter di sedan pribadinya, termasuk empat angkot Awi Ligar-Gedebage miliknya, dan beberapa mobil kerabatnya.
Tjondro juga merancang saklar khusus agar pemilik mobil bisa memakai BBM jika kehabisan LPG di tengah jalan. Ia mengaku masih ingat betul berbagai keutungan yang diterima lewat pemanfaatan teknologi ini.
"Penggunaan bahan bakar LPG lebih hemat 30 persen hingga 40 persen dibanding menggunakan BBM. Onderdil mesin 70 persen lebih awet. Oli mesin juga lebih hemat 60 persen hingga 70 persen karena sisa pembakaran tak menimbulkan kerak seperti penggunaan premium," ungkap pria kelahiran Wonosobo tahun 1935 ini, beberapa waktu lalu.
Namun, berbeda dengan di negara-negara Eropa dan Australia, di mana teknologi peninggalan Perang Dunia II ini terus dipakai dan diperbarui, di Indonesia, kata Tjondro, hal ini malah sempat mendatangkan masalah.
"Waktu itu saya pernah kenalkan mobil bahan bakar LPG ini ke dinas lalu lintas. Tapi oknum petugas di sana bilang, tindakan saya bisa dianggap melanggar hukum. Sebab dalam STNK mobil bahan bakar yang digunakan bensin bukan LPG. Mereka khawatir penggunaan LPG tidak aman," ungkap Tjondro.
Meski demikian, Tjondro mengaku, cukup paham dengan kekhawatiran tersebut. Beberapa tahun lalu memang sebuah tabung gas bus trans
"Kalau terjadi tabrakan, mobil berbahan bakar LPG tak akan meledak. Gas di dalam tabung langsung terbuang. Badan standar keselamatan internasional sudah mengeluarkan ketentuan bahwa hanya gas jenis LPG yang boleh dipakai sebagai bahan bakar alat transportasi," terang Tjondro.
Modifikasi Mobil BBM Bisa Jadi Mobil BBG
MENURUT Tjondro, hampir semua jenis mobil berbahan bakar premium atau solar dapat dimodifikasi menjadi kendaraan berbahan bakar LPG dengan menambah beberapa perangkat. Dengan demikian, ketika LPG habis maka pemilik kendaraan tinggal memindahkan posisi saklar khusus supaya bisa menggunakan BBM.
Lima perangkat tambahan agar alat transportasi bisa memakai bahan bakar LPG dimaksud, yaitu tangki gas, katup lock-off, converter, mixer bensin/gas, saklar khusus, dan meteran bensin/gas.
Tangki gas untuk mobil sedan biasa dipasang di bagasi. Tapi bisa juga dibuat khusus menyesuaikan dengan jenis kendaraan, ukuran tangki gas, serta ruang yang tersedia. Pada angkot tangki gas bisa dipasang di kabin penumpang. Setelah ditutup plat metal, penumpang pun dapat duduk di atasnya.
Perangkat kedua yaitu katup pengunci yang dipasang di rangkaian mesin. Jumlah aliran LPG sebagai bahan bakar mesin diatur melalui katup ini. Converter berfungsi untuk mengonversi penggunaan BBM ke BBG.
Converter dipasang berhubungan langsung dengan mixer bensin/gas. Mekanisme kerja pada perangkat ini diatur melalui saklar khusus. sementara kapasitas gas atau bensin yang tersedia bisa dilihat melalui alat petunjuk meteran.
Berbekal pemahaman serta penelitian ilmiah tentang LPG, ayah dua putra ini gencar menawarkan penggunaan teknologi kepada para pengusaha taksi.
Tahun 1986 ia memasang conveter pada 47 taksi Srimedali Jakarta.
Sementara tahun 1994 hingga 1996 Tjondro dan timnya memasang conveter pada 250 unit taksi Citra-Proton Saga.
Menyusul keberhasilannya, pemerintah melalui Departemen Perhubungan RI akhirnya membuatkan payung hukum berupa Keputusan Menteri Perhubungan No KM7/1989 tentang Persyaratan Laik Jalan Pemakaian Bahan Bakar Gas Pada Kendaraan Bermotor.
Pemerintah lebih gencar lagi menganjurkan pemakaian LPG untuk kendaraan bermotor sejak tanggal 15 Agustus 1995. Bersamaan terbitnya Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No 1344.K/20/M.PE/1995 tentang Pedoman Keselamatan Kerja pada Kegiatan Pemanfaatan LPG untuk Kendaraan Bermotor.
Dua tahun berikutnya Tjondro memperoleh penghargaan Satya Lencana Bidang Lingkungan Hidup tahun 1997, langsung dari Presiden Soeharto. Waktu itu pemberitaan teknologi konversi BBM ke BBG untuk transportasi darat, begitu gencar di media massa. (ricky reynald yulman).
Keuntungan Memakai LPG
1. LPG lebih mudah didapat karena dalam keseharian LPG juga dipakai untuk
keperluan rumah tangga.
2. Tekanan LPG yang hanya 5 Bar terbukti lebih rendah dan lebih aman digunakan, dibanding bahan bakar CNG yang bertekanan 200 Bar.
3. Emisi sisa pembakaran kendaraan LPG lebih rendah dibanding pemakaian bensin premium, sehingga lebih ramah terhadap lingkungan.
4. Tarikan mesin lebih ringan karena nilai oktan LPG, yaitu 104, lebih tinggi dibanding premium. Efeknya bahan bakar bisa lebih hemat, juga mengurangi gelitik (engine knocking) saat kendaraan menanjak.
5. Memperpanjang umur sparepart. Sebab sisa pembakaran sempurna tidak meninggalkan kerak pada mesin. Biasanya tune up dilakukan tiap 4.000 km,tapi pada mobil bahan bakar LPG bisa dilakukan setelah 12.000 km.
6. Keuntungan mikro yaitu menekan biaya kesehatan akibat polusi yang ditimbulkan pembakaran bahan bakar bensin atau solar.
7. Keuntungan makro yaitu mengurangi impor BBM dan menambah devisa negara dari penjualan LPG.
jika motor anda full LPG, pasti ada kelemahannya, yang saya tanyakan :
BalasHapus1. apakah kuat di tanjakan ?
2. apakah ada asklerasi kontan, jika nyalip kendaraan lain ?, start di depan lampu merah ?, menyeberang jalan dengan cepat ?
3. apakah, stasioner stabil ?
4. jika LPG habis, gimana ? pasti motor anda di dorong
5. anda merubah spesifikasi yang ada di stnk, bahan bakar: bensin ?
6. apakah bahan, untuk masukkan LPG ke motor mahal ? dan susah di dapat ? dan susah di bikin ?
ok.
jika anda bisa mengatasi ke 6 hal tersebut, baru OK.
singkat saja, saya telah melakukan percobaan DUAL fuel , Bensin + LPG bersamaan atau bergantian, percayalah hasilnya memuaskan...
penasaran ? masuk ke website saya: bensinvslpg.blogspot.com
bikin sendiri
Saya pernah lihat di suatu Website ada yang menyebutkan kalau lebih baik menggunakan Bensin dengan Oktan yang sesuai dengan kompresi suatu mesin. PT Pertamina tidak menyarankan Mobil / Motor Bensin dengan Rasio Kompresi yang tidak tinggi (6:1 - 8.5:1) diisi oleh BBM / BBG dengan Oktan 90 ke bawah. Hmmm, terlalu banyak jenis pilihan Bensin untuk Kendaraan Pribadi ternyata merepotkan juga!
BalasHapus